Total Tayangan Halaman

Senin, 28 November 2011

Daftar Rival Pertama Sir Alex Ferguson di Inggris

Hari ini, 25 tahun yang lalu para manajer di bawah ini sepertinya tidak akan menyangka jika Alex Ferguson yang pada musim itu ditunjuk menangani Manchester United akan bertahan lama dan menjadi legenda Setan Merah.

Di tahun 1986 ketika Fergie membesut United, Liverpool keluar sebagai juara Liga Inggris, saat itu The Reds ditangani oleh Kenny Dalglish, manajer yang kembali menangani klub sejak musim lalu. Dalglish menjadi saksi hidup ketika Liverpool masih merajai Liga Inggris hingga di musim lalu yang terpaksa melihat Fergie menghapus dominasi mereka. United menjadi raja Liga Inggris dengan 19 trofi, diikuti Liverpool dengan 18 trofi.

Berikut daftar lengkap rival pertama Fergie di Liga Inggris:

1.Brian Clough (Nottingham Forest)

Apa yang dilakukannya:
Clough berhasil menyulap Forest menjadi kekuatan yang menakutkan di Eropa, dengan memenangkan dua gelar Eropa dan satu gelar Liga Inggris.
Dimana dia sekarang:
Clough pensiun di tahun 1993 setelah lebih dari 27 tahun berkecimpung di dunia sepak bola. Dia meninggal pada bulan September 2004.

2.George Graham (Arsenal)


Apa yang dilakukannya:
Memenangkan Piala Liga di musim pertamanya membesut The Gunners, sebelum membawa Arsenal memenangi dua gelar Liga Inggris, sebuah trofi FA Cup dan sukses merengkuh satu Piala Winners.
Dimana dia sekarang:
Graham sekarang bekerja untuk Sky Sports setelah dirinya dipecat dari jabatan manajer Tottenham Hotspur bulan Maret 2001 silam.

3. Kenny Dalglish (Liverpool)

Apa yang dilakukannya:
Liverpool adalah juara bertahan ketika Ferguson mengambil alih United, Dalglish memenangkan 3 gelar Liga Inggris dan dua Piala FA bersama The Reds sebelum akhirnya mengundurkan diri di tahun 1991.
Dimana dia sekarang:
Dalglish kini kembali menangani Liverpool sejak musim lalu setelah sempat membawa Blackburn meraih gelar di tahun 1995. Dalglish juga gagal meraih sukses bersama dengan Newcastle dan Celtic.

4.John Lyall (West Ham)

Apa yang dilakukannya:
Lyall adalah manajer terlama West Ham dan berhasil membawa The Hammers finis di posisi tertinggi mereka di Liga Inggris dengan mengakhiri kompetisi di urutan 3. Lyall juga sukses meraih gelar piala Fa dua kali di tahun 1975 dan 1980.
Dimana dia sekarang:
Setelah berhasil membawa Ipswich Town ke kasta teratas Liga Inggris, dia meninggal akibat serangan jantung di rumahnya yang terletak di Suffolk pada tahun 2006.

5.Ken Brown (Norwich City)

Apa yang dilakukannya:
Meraih sukses besar di Carrow Road dengan finis di posisi ke-5 setelah di tahun sebelumnya memenangkan promosi ke kasta teratas Liga Inggris.
Dimana dia sekarang:
Pergi menangani Shrewsbury Town dan Plymouth Argyle. Lalu menjadi scout bagi timnas Inggris di bawah kendali Terry Venables di tahun 1994 dan kemudian dilanjutkan bekerja sama dengan Glenn Hoddle dan Kevin Keegan. Brown saat ini sedang menikmati masa-masa pensiunnya.

6. Howard Kendall (Everton)

Apa yang dilakukannya:
Everton berhasil keluar sebagai juara ketika Fergie baru menjalani musim pertamanya bersama United, dan sayangnya tahun itu adalah sukses pertama dan belum ada manajer lainnya yang mampu mempersembahkan gelar Liga Inggris kepada Everton. Kendall juga sukses meraih Piala FA dan Piala Winners di tahun pertamanya melatih Everton.
Dimana dia sekarang:
Pekerjaan terakhirnya menangani klub adalah ketika dia membesut Ethnikos Piraeus yang berakhir pada tahun 1999. Sekarang dirinya bekerja sebagai kolomnis untuk sebuah koran lokal di kota Liverpool.

7. John Moore (Luton Town)

Apa yang dilakukannya:
Moore membawa Luton finis di posisi ke-7 pada musim pertama dan sekaligus terakhir baginya. Moore kemudian mengundurkan diri di akhir musim.
Dimana dia sekarang:
Kembali melatih Luton dan menghabiskan waktu 12 tahun disana sebelum banting setir menjadi guru olahraga di Bedford.

8. John Sillet (Coventry City)

Apa yang dilakukannya:
Menggondol piala FA di akhir musim dengan mengalahkan Tottenham di Wembley, namun kemudian pergi meninggalkan klub tiga tahun berselang.
Dimana dia sekarang:
kembali ke Hereford sebagai manajer, tetapi sekarang dirinya menjadi pemandu bakat bagi beberapa klub.

9. David Pleat (Tottenham)

Apa yang dilakukannya:
Membawa Spurs ke babak final Piala FA dan berhasil finis di peringkat ke-3 dalam tabel. Pleat kemudian kehilangan pekerjaannya di Spurs menyusul terkuaknya kehidupan pribadinya di majalah.
Dimana dia sekarang:
Pleat sekarang menjadi komentator yang disegani dan juga menjadi kolumnis di sebuah surat kabar. Pleat juga pernah menjadi bagian dari Nottingham Forest ketika dirinya menjabat sebagai direktur olahraga.

10. Dave Bassett (Wimbledon)

Apa yang dilakukannya:
Membawa Wimbledon finis di posisi 6 di akhir musim sebelum bermain di final Piala FA melawan Liverpool di tahun 1988,
Dimana dia sekarang:
Pernah menjadi asisten Dennis Wise di Leeds United dan sekarang bekerja sebagai penasehat di Sheffield United.

11. Howard Wilkinson (Sheffield Wednesday)

Apa yang dilakukannya:
Sebagai seorang fans sejati dia berhasil membawa The Owls bertahan di papan atas sebelum memenangkan gelar bersama Leeds
United.
Dimana dia sekarang:
Sempat menjadi manajer caretaker timnas Inggris. Dan sekalipun gagal menangani Sunderland, Wilkinson masih tercatat sebagai salah satu direksi di Sheffield Wednesday.

12. Chris Nicholl (Southampton)

Apa yang dilakukannya:
Setelah lama menangani klub, petualangan Nicholl bersama The Saint berakhir di tahun 1991. Prestasi terbaik Nicholl adalah membawa Southampton ke babak semifinal piala FA.
Dimana dia sekarang:
Nicholl pernah sukses menjadi manajer di Walsall dan saat ini membantu Dean Smith di kompetisi League Two.

13. Jim Smith (QPR)

Apa yang dilakukannya:
Membawa QPR ke final Piala Liga di tahun 1985, dia kemudian pergi menjadi untuk menangani Newcastle di tahun 1988.
Dimana dia sekarang:
Menjadi manajer Oxford di tahun 2006 dan kini menjadi direktur di klub itu.

14. Lennie Lawrence (Charlton Athletic)

Apa yang dilakukannya:
Menangani Charlton di masa sulit mereka ketika bersaing dengan Crystal Palace untuk keluar dari posisi buncit klasemen.
Dimana dia sekarang:
Menjadi asisten Dougie Freedman di Crystal Palace di bulan Januari tahun ini.

15. Maurice Evans (Oxford United)

Apa yang dilakukannya:
Berhasil menyelamatkan klub dari jeratan degradasi 2 tahun berturut-turut.
Dimana dia sekarang:
Evans meninggal dunia di tahun 2000.

16. Billy McNeill (Aston Villa)

Apa yang dilakukannya:
Menjadi kapten Celtic dan membawa mereka meraih gelar di pentas Eropa pada tahun 1967, tetapi gagal total selama membesut Villa dan mereka akhirnya degradasi di akhir musim.
Dimana dia sekarang:
Meninggalkan Villa untuk menjadi manajer Celtic. McNeil akhirnya pensiun setelah sempat menjadi Direktur olahraga di Hibernian pada tahun 1998.

17. Graham Taylor (Watford)

Apa yang dilakukannya:
Taylor masih menjadi manajer populer selama menangandi Watford, dirinya kemudian meninggalkan klub untuk membesut Aston Villa.
Dimana dia sekarang:
Bekerja sebagai narasumber untuk radio BBC dan masih menjabat sebagai salah satu petinggi di Watford.

18. Gordon Milne (Leicester City)

Apa yang dilakukannya:
Gagal menyelamatkan Leceister dari jeratan degradasi musim itu, namun kemudian meraih sukses bersama Besiktas di Turki dengan membawa mereka meraih 3 gelar Liga Domestik.
Dimana dia sekarang:
Pensiun dari dunia sepak bola. Jabatan terakhirnya menjadi direktur olahraga di Newcastle dan Besiktas.

19. John Hollins (Chelsea)

Apa yang dilakukannya:
Setelah berhasil membuat Chelsea bertahan di kasta tertinggi Liga Inggris untuk beberapa musim, Hollins akhirnya didepak pada bulan Maret 1988.
Dimana dia sekarang:
Pensiun setelah dipecat oleh klub non liga, Weymouth.

20. Jimmy Frizzell (Manchester City)

Apa yang dilakukannya:
City terdegradasi di akhir musim yang menyebabkan Frizzell kehilangan pekerjaannya.
Dimana dia sekarang:
Menjadi Presiden klub Oldham Athletic Football club.

21. Willie McFaul (Newcastle United)

Apa yang dilakukannya:
Berhasil menjaga posisi The Magpies bersaing di papan atas klasemen. McFaul meninggalkan klub pada tahun 1988 dan turut membantu membesarkan nama Peter Beardsley and Paul Gascoigne.
Dimana dia sekarang:
Bekerja sebagai pemandu bakat untuk Norwich City.
sumber: Bpla.net

squad Man United 2011-2012

1 David de Gea Kiper 16 Michael Carrick Gelandang
29 Tomasz Kuszczak Kiper 17 Nani Gelandang
34 Anders Lindegaard Kiper 18 Ashley Young Gelandang
40 Ben Amos Kiper 23 Tom Cleverley Gelandang
3 Patrice Evra Bek 24 Darren Fletcher Gelandang
4 Phil Jones Bek 25 Antonio Valencia Gelandang
5 Rio Ferdinand Bek 28 Darron Gibson Gelandang
6 Jonny Evans Bek 42 Paul Pogba Gelandang
12 Chris Smalling Bek 49 Ravel Morrison Gelandang
15 Nemanja Vidic Bek 52 Larnell Cole Gelandang
19 Ezekiel Fryers Bek 7 Michael Owen Striker
20 Fabio Da Silva Bek 9 Dimitar Berbatov Striker
21 Rafael Da Silva Bek 10 Wayne Rooney Striker
- Michael Keane Bek 14 Chicharito Striker
- Thomas Joseph Thorpe Bek 19 Danny Welbeck Striker
- Marnick Vermijl Bek 27 Federico Macheda Striker
8 Anderson Gelandang 32 Mame Biram Diouf Striker
11 Ryan Giggs Gelandang 48 William Keane Striker
13 Ji-Sung Park Gelandang - Sir Alex Ferguson Manajer/Pelatih

Hanif Sjahbandi, Pemain Muda Indonesia yang Main Di Manchester United

Seorang remaja Indonesia dapat pengalaman di klub Manchester United. Hanif Sjahbandi, yang juga merupakan anggota tim nasional U-13 Indonesia mendapat pengalaman berharga bisa menimba ilmu di Manchester United Soccer School.

Hanif, yang lahir pada 7 April 1997, ikut dalam sekolah singkat yang digelar di Manchester United Soccer School, Manchester, Inggris. Di sana Hanif juga ikut berkompetisi dalam arena World Skills Final.

"Hanif pertama kali berangkat ke MU, Juli 2009. Dia kemudian terpilih sebagai siswa terbaik dan diundang untuk tampil pada World Skills Final bulan Oktober 2009," kata Tia Aryasyah, ibu Hanif kepada VIVAnews, Selasa, 2 Februari 2010.

Hanif ikut program pembibitan MU pada tahun 2009 lalu. Di sana ia bergabung dengan beberapa orang pemain muda lain dari beberapa negara.

ini dia gan Hanif Sjahbandi,posisinya dia sebagai back gan,calon tunas bangsa indonesia
dia juga udah main di timnas usia 13 loh.penerus bambang pamungkas cs nanti gan
semoga dia nanti bisa membawa indonesia ke piala dunia dan membawa banyak prestasi untuk persepakbolaan indonesia!




sumber: vivanews.com

Pemain Manchester United Paling Sopan Di Pesawat

Bagaimana perilaku para pemain Liga Primer Inggris saat berada dalam pesawat? Ternyata, pemain Manchester United dinilai paling sopan di dalam pesawat.

Mereka menunjukkan sikap gentlemen. Demikian diungkapkan seorang pramugari dari sebuah penerbangan Amerika Serikat yang sering membawa para selebritis. Pramugari tersebut mengungkapkan kesan-kesannya terhadap kelakuan para selebritis, termasuk para pemain Liga Primer, saat berada dalam pesawat.

"Kami sering membawa tim-tim sepakbola yang melakukan perjalanan saat tampil di kompetisi Eropa. Menarik juga menyaksikan kelakuan mereka," kata sang pramugari.



Dijelaskannya, "Pemain Tottenham Hotspur paling kasar. Saya bersama mereka dalam perjalanan menuju Prague beberapa tahun lalu. Mereka benar-benar tidak sopan. Tak ada yang mengucapkan terima kasih untuk apa pun. Seorang pemain, pemain depan tampaknya, duduk dengan memasang headphone. Ia sama sekali menolak mematikannya. Mereka juga tak pernah menutup jendela saat hendak terbang maupun mendarat."

Ia memuji pemain United yang sangat sopan. Menurutnya manajer Sir Alex Ferguson selalu berucap, 'yes please, no thank you' saat meminta atau menolak sesuatu. Semua di tim tersebut melakukan hal sama.

"Mereka kebanyakan bermain game sepakbola atau PlayStations. Mereka seperti anak-anak sekolah yang manis. Satu-satunya yang tak pernah bermain adalah [Cristiano] Ronaldo. Matanya tak pernah lepas menatap saya setiap kali saya berjalan," katanya.

Sumber: http://www.goal.com/id-ID/news/2398/gaya-hidup/2009/11/02/1599806/pemain-manchester-united-paling-sopan-di-pesawat

Glory-Glory Man United

Glory Glory Man United

"Glory Glory Man United"
Single by Manchester United
Released 1983
Format 7" Single
Recorded 1983, At Strawberry Studios, Stockport
Genre Pop, Football
Length 2:53
Label EMI 5390
Writer(s) Frank Renshaw
Producer Peter Tattersall
Manchester United singles chronology
"Manchester United"
(1976)
"Glory Glory Man United"
(1983)
"We All Follow Man United"
(1985)
"Glory Glory Man United" was a 1983 single released by the Manchester United F.C. squad prior to the 1983 FA Cup Final. It was written by Frank Renshaw, who was a member of Herman's Hermits in the 1970s and 1980s. It was recorded at Strawberry Studios in Stockport with the Football Team and some of Renshaw's friends – Renshaw's son Lee also sang on the recording.[3]
Manchester United fans have been singing this song since the early 1980s.[4] In the 1990s it became popular among opposition supporters to manipulate the words of the song when playing Manchester United to "Who The Fuck Are Man United", which Man United supporters have sung themselves ironically after scoring, or while winning, against a rival team.
Glory Glory Man United was also the name of the official club poster magazine, launched in 1994 and published every four weeks, totalling 13 issues a year.[5]. In 2007 its average reader age was 13 years 2 months.[5]
sumber: wikipedia

Jumat, 25 November 2011

Lambang dan warna klub

Badge Manchester United dari tahun 1960an hingga
awal 1970a

Ketika nama tim masih Newton Heath, seragam
tim berwarna hijau-kuning. Pada tahun 1902,
sehubungan dengan pergantian nama menjadi
Manchester United, klub mengganti warna
seragam mereka menjadi merah (kaos), putih
(celana), dan hitam (kaos kaki), yang menjadi
standar seragam MU sampai saat ini. Pengecualian
ketika tim bertanding di Final Piala FA tahun 1909
melawanBristol City, kaos berwarna putih
berkerah merah berbentuk V. Desain seragam ini
kembali digunakan saat 1920-an ketika seragam tim
berwarna merah-merah.
Kostum tandang biasanya adalah kaos putih,
celana hitam, dan kaos kaki putih, tetap warna lain
juga pernah digunakan, termasuk kaos biru
bergaris putih yang digunakan dari tahun 1903
sampai 1916, hitam seluruhnya pada 1994 dan
2003 dan kaos biru dengan garis horisontal perak
pada tahun 2000. Satu yang paling terkenal, hanya
dipakai sebentar, kostum tandang United yang
berwarna keseluruhan abu-abu dipakai pada
musim 1995–96. Kostum ini tidak digunakan lagi
saat MU kalah pada pertandingan pertama
pemakaian kostum ini. Pada babak pertama, MU
kalah 3-0 dari Southhampton, mereka mengganti
seragam yang mereka kenakan menjadi seragam
ketiga mereka yang berwarna biru-putih, tetapi
pada akhirnya kalah 3–1. Seragam abu-abu tidak
pernah lagi digunakan akibat hasil buruk yang
mereka dapat pada pertandingan pertama dengan
seragam abu-abu itu.Seragam tandang MU
yang terkenal lainnya adalah kaos putih dengan
lengan hitam dan garis emas-hitam. Seragam ini
adalah seragam terakhir yang didesain Umbro
sebelum MU memilih produsenNike, dan
memperingati 100 tahun pergantian nama dari
Newton Heath F.C menjadi Manchester
United.
Kostum ketiga United berwarna biru, yang
dikenakan pemain saat memenangkan Piala
Champions 1968. Pengecualian, kostum kuning
terang yang digunakan pada awal 1970-an,
seragam biru bergaris putih yang dipakai 1996,
dan kaos putih bergaris merah-hitam yang dipakai
pada 2004. United juga menggunakan kostum
ketiga untuk latihan. United mengadopsi warna
kostum hitam keseluruhan pada musim 1998–99
dan kaos biru tua dengan pinggiran marun pada
tahun 2001 untuk bertanding melawan
Southampton dan PSV Eindhoven.
Lambang Manchester United telah diganti beberapa
kali, tetapi perubahan yang dilakukan tidak terlalu
signifikan. Setan yang terletak di tengah lambang
merupakan akar dari julukan "Setan Merah" (The
Red Devils), yang muncul di era 1960-an setelah
Matt Busby mendengar itu dari fans tim rugbi
Salford.Pada akhir 60-an, lambang setan telah
mulai untuk dimasukkan pada brosur program
dan syal klub, hingga akhirnya dimasukkan ke
dalam lambang klub dengan memegang trisula. Di
1998, logo kembali didesain ulang, kali ini
menghilangkan tulisan "Football Club".Perubahan ini bertentangan dengan pendapat
suporter, yang memandang bahwa MU semakin
menjauhi akar sepak bola dan perubahan ini hanya
untuk kepentingan bisnis semata.
sumber: http://nawanz.mywapblog.com

Wuihh…”Titik penalti” Penalty Rooney Akan Dijual

Seorang pendukung Blackburn Rovers melakukan aksi unik di e-Bay. Ia menjual titik penalti yang merupakan tempat di mana Wayne Rooney memastikan kesuksesan Manchester United meraih juara ke -19 mereka di Liga Primer Inggris musim ini. “Setan Merah” memang memastikan gelar saat bermain imbang  1-1 di Ewood Park. Momen itulah yag kemudian dianggap Eddie Maxwell sebagai peluang untuk mendapatkan uang.  Rumput Ewood Park akan diganti dalam waktu dekat dan Maxwell menilai dirinya punya kesempatan untuk mengambl titik putih tersebut dari lapangan. Titik penalti bekas tendangan Rooney itu sudah dihargai 18.100 poundsterling. (**)


penalty spot (sumber: footballrocks)

Rooney penalti (sumber: pikiran-rakyat)